Dalam tradisi Indonesia, mengunjungi seseorang yang sakit seperti menjadi keharusan. Bahasa hukum islamnya: sunah muakad, bukan sunah biasa. Seseorang yang tidak mengunjungi si sakit tanpa alasan yang jelas bisa menjadi parameter atau rendahnya tingkat sosialisasi orang tersebut.
Jika teman kerja sakit, kita tidak menjenguknya bisa-bisa kita dikategorikan sebagai orang yang asosial. Hal yang serupa juga berlaku jika kolega kita salah satu anggota keluarganya meninggal. Tidak mau mengunjungi orang sakit atau orang meninggal merupakan sebuah tabu, khususnya jika tidak punya alasan tertentu untuk tidak mengunjunginya.
Ketika diajak menjenguk kolega yang sakit di rumah sakit tertentu pada jam istirahat kerja, kita bisa berkelit dengan mengajukan alasan seperti: mau melakukan aktivitas tertentu yang tidak bisa ditunda, mau mengunjungi keluarga sendiri yang juga sakit, atau alasan lain yang logis. Atau bisa juga dengan menyatakan minta maaf tidak bisa ikut menjenguk si sakit tetapi dengan cara ikut iuran guna menyumbang dana buat si sakit.
Memang, kedatangan teman atau saudara kepada orang yang sakit atau sumbangan bantuan dana guna meringankan biaya perawatan tidak secara langsung berpengaruh kepada si sakit. Akan tetapi, tidak dipungkiri hal itu bisa meringankan rasa sakit atau sebagai bentuk rasa kepedulian.
Hanya seringkali ketidakhadiran ketika menjenguk kolega yang sakit dijadikan justifikasi terhadap seseorang yang asosial. Predikat semacam ini seringkali lebih efektif sebagai konsekuensi atau sanksi sosial.
Istilah mengunjungi orang sakit yang tengah dirawat di rumah sakit dinamakan “membesuk”, istilah lain dari menjenguk atau mengunjungi si sakit. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online, kata besuk mempunyai arti melakukan kunjungan ke rumah sakit untuk menjenguk orang sakit yg dirawat. Tentu saja mengunjungi kapasitasnya hanya sebentar, bukan menjaga si sakit yang kapasitasnya tinggal lebih lama dengan si sakit di rumah sakit.
Sampai sekarang kita tidak tahu persis mengapa dalam bahasa Indonesia kata seperti hospital padanannya berupa: rumah sakit. Apakah di tempat itu merupakan tempat orang-orang sakit berkumpul? Apakah di tempat itu terdapat sejumlah penyakit? Tentu saja tidak begitu artinya. Tapi, jangan heran jika di tempat semacam itu orang bisa bertambah sakit atau malah menderita sakit lainnya. Bagaimana pun, ketika seseorang menggunakan kata membesuk, bayangannya pasti ke rumah sakit bukan ke rumah si sakit.
Pernah seorang teman mengajak untuk membesuk seseorang, jawaban saya kala itu sebagai bentuk penghindaran ajakan adalah, “Maaf, hari ini belum bisa ikut membesuk. Besok saja ya!” Dan besok dalam bahasa Indonesia artinya bisa kapan-kapan. Atau malah jawaban sopan untuk mengatakan “tidak”.
NB: Saya tidak tahu apakah mengunjungi orang yang ditahan atau dihukum di penjara juga dengan menggunakan kata membesuk? Konon, banyak yang mau membesuk Ariel Peterpan.