Have you ever heard native Indonesian language speakers use “-lah” in their sentences? The form “-lah” is often used in a variety of formal and informal Indonesian language. Check out some functions of the “-lah” form down below!
- “-lah” as bound morpheme serves to emphasize the meaning of the word preceding it.
For example, “Pergilah sekarang!” (Go now!)
The speaker in the sentence is emphasizing the word ‘pergi’ (to go), telling the listener to leave. Another example, “Iyalah, saya mau punya uang banyak!” (Of course, I want to have a lot of money!). The speaker in this sentence emphasizes his/her desire to have a lot of money. The expression ‘iyalah’ (of course) is more commonly used in informal situations. - Short for “adalah”
“-lah” is also used as the short form of the word “adalah”.
For example, “Dialah cinta pertamaku.” (She was my first love.)
The word ‘dialah’ is the short form of ‘dia adalah’ (she was) in that sentence. Another example, “Inilah buku favoritku.” (This is my favorite book.)
The word ‘inilah’ is the short form of ‘ini adalah’ (this is) in that sentence.
For the record, there is also a form of “lah” that is not bound. The word “lah” is used as an interjection to put stress in a situation.
For example, “Lah, dia pergi ke mana sekarang?” (Well, where did he go just now?)
The use of “lah” in that sentence as an interjection expresses that the speaker is bewildered in that situation.
At least the three forms and functions of “-lah” and “lah” are often expressed by native Indonesian speakers. Can you give an example of a sentence that uses the bound form “-lah”?
Extracted from various sources.
Apakah Anda pernah mendengar penutur jati bahasa Indonesia berbicara dengan “-lah” dalam kalimatnya? Bentuk “-lah” sering digunakan dalam ragam bahasa Indonesia formal dan informal. Secara garis besar, berikut beberapa fungsi bentuk “-lah”.
- Bentuk terikat “-lah”
Bentuk terikat “-lah” berfungsi untuk menekankan makna kata yang berada di depannya.
Contohnya, “Pergilah sekarang!” (Go now!)
Pembicara dalam kalimat tersebut benar-benar menyuruh pendengar untuk pergi.
Contohnya, “Iyalah, saya mau punya uang banyak!” (Of course, I want to have a lot of money!)
Pembicara dalam kalimat ini benar-benar mengiyakan ingin memiliki uang banyak. Ekspresi iyalah lebih umum dipakai dalam situasi informal.
- Bentuk pendek dari “adalah”
Bentuk “-lah” juga digunakan sebagai bentuk pendek dari kata “adalah”.
Contohnya, “Dialah cinta pertamaku.” (She was my first love.)
Kata dialah merupakan bentuk pendek dari dia adalah dalam kalimat itu.
Contohnya, “Inilah buku favoritku.” (This is my favorite book.)
Kata inilah merupakan bentuk pendek dari ini adalah dalam kalimat di atas.
Sebagai catatan, ada pun bentuk “lah” yang tidak terikat. Kata “lah” digunakan sebagai kata seru untuk memberi tekanan dalam suatu situasi.
Contohnya, “Lah, dia pergi ke mana sekarang?” (Well, where did he go now?)
Penggunaan “lah” dalam kalimat tersebut sebagai kata seru yang mengekspresikan bahwa pembicara dalam situasi terkejut.
Setidaknya ketiga bentuk dan fungsi “-lah” serta “lah” yang sering diekspresikan oleh penutur jati bahasa Indonesia. Apalah Anda sudah mempelajari bentuk terikat -lah di Wisma Bahasa? Bisakah Anda memberi contoh kalimat yang menggunakan bentuk terikat “-lah”?
*dilansir dari berbagai sumber.
Tags: bentuk terikat -lahpenggunaan -lahwisma bahasa