Menelusuri Jejak Masa Lalu: Kotagede dan Sejarahnya | WISMA BAHASA

Jl. Affandi, Gang Bromo #15A, Mrican, Yogyakarta 55281, Indonesia

+62 851 0147 8518 / +62 274 520341 marketing@wisma-bahasa.com

Menelusuri Jejak Masa Lalu: Kotagede dan Sejarahnya

Pada hari Minggu 11 Februari lalu, Wisma Bahasa menyelenggarakan kegiatan “Penyegaran Pelatihan Field trip Kotagede”. Pelatihan ini diselenggarakan untuk guru-guru dan beberapa staf Wisma bahasa. Tujuannya adalah untuk menyegarkan ingatan mereka tentang Kotagede yang merupakan salah satu tujuan field trip atau kunjungan lapangan yang ditawarkan di Wisma Bahasa, sebagai salah satu program budaya penunjang kegiatan belajar bahasa Indonesia. Sangat penting bagi guru-guru dan staf yang bertugas menginformasikan kegiatan field trip, untuk tahu dengan baik dan rinci tujuan-tujuan field trip yang ditawarkan dan bisa menerangkan dengan baik kepada murid

Terletak di jantung budaya Yogyakarta, Kotagede menyimpan kisah panjang yang terukir dalam setiap bangunan, kerajinan, dan tradisi masyarakatnya. Berawal dari hutan Alas Mentaok, wilayah ini menjadi saksi bisu lahirnya Kerajaan Mataram Islam hingga berkembang menjadi pusat kerajinan perak ternama. Mari kita telusuri perjalanan Kotagede dari masa lalu hingga sekarang.

Awal Mula: Dari Hutan Hingga Kerajaan

Kisah Kotagede dimulai pada abad ke-16 tepatnya tahun 1575. Sultan Adiwijaya, Raja Pajang, menganugerahi wilayah hutan Alas Mentaok kepada Ki Ageng Pemanahan atas keberhasilannya menaklukkan Arya Penangsang. Sejak saat itu, wilayah tersebut mulai berkembang menjadi pemukiman yang dikenal dengan nama Mataram Kotagede.

Tahun 1582, Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan, naik tahta dan bergelar Panembahan Senapati. Ia menjadikan Mataram Kotagede sebagai ibu kota Kerajaan Mataram Islam. Di bawah kepemimpinan Panembahan Senapati dan penerusnya, Mataram Kotagede mengalami masa kejayaan sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan.

Pusat Kebudayaan dan Kerajinan Perak

Meskipun Kesultanan Mataram Islam kemudian memindahkan ibu kotanya ke Yogyakarta pada tahun 1755, Kotagede tetap berkembang sebagai pusat kebudayaan dan kerajinan perak. Keterampilan mengolah perak diperkirakan dibawa oleh para petapa dari Majapahit pada abad ke-14. Sejak saat itu, kerajinan perak menjadi identitas Kotagede dan terus diwariskan turun-temurun hingga saat ini.

Kotagede Hari ini

Saat ini, Kotagede menjadi destinasi wisata menarik bagi wisatawan yang ingin merasakan atmosfir budaya Jawa dan berburu pernak-pernik perak berkualitas. Pengunjung dapat menyaksikan proses pembuatan perak secara langsung di bengkel-bengkel yang tersebar di sepanjang jalan. Selain kerajinan peraknya yang mendunia, keunikan Kotagede tidak hanya terletak pada kerajinan perak, tetapi juga pada bangunan bersejarah dan tradisi masyarakatnya. Bangunan seperti Masjid Mataram Kotagede, Pemandian Taman Sari, dan Pasar Legi menjadi saksi bisu masa lalu Kotagede. Tradisi seperti upacara Grebeg Muludan dan Semana Selikuran turut memperkaya memperkaya keragaman budaya Yogyakarta.

Jadi tunggu apalagi, yuk belajar bahasa Indonesia di Wisma Bahasa dan kenali budaya dan sejarahnya di Yogyakarta, kota budaya dengan sejarah panjang dan gemilang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.