Anda tentu sering bertemu orang baru dalam berbagai situasi dan Anda mau tahu namanya. Dalam situasi tersebut kadang-kadang kita ragu-ragu, bagaimana kita bertanya nama kepada orang itu. Apalagi jika kita mau bertanya kepada orang yang lebih muda, lebih tua, atau orang yang kita belum tahu posisinya.
Dalam situasi seperti itu, orang Indonesia sering memakai pertanyaan:
“Siapa namanya?”
daripada:
“Siapa nama Anda?”, “Siapa nama kamu?”, atau “Siapa nama Bapak/Ibu?”
Mengapa “–nya” dipakai untuk orang kedua?
“-nya” dalam konteks di atas dipakai untuk menetralisasi situasi dan konteks antara pembicara dan lawan bicara (anak kecil, orang dewasa, wanita, laki-laki), khususnya sapaan untuk nama. Dalam konteks ini, pemakaian “-nya” mendapat pengaruh yang sangat kuat dari bahasa dan budaya Jawa.
Anda bisa memakai ekspresi di atas ketika Anda bertanya kepada anak-anak, kepada rekan kerja baru, orang tua, dll. tanpa perlu khawatir menjadi terlalu kaku, terlalu formal, atau bahkan tidak sopan.