Beberapa bulan terakhir ada seorang tetangga yang selalu menawarkan susu kedelai tiap akhir pekan. Enak dan murah. Konon kandungan gizinya juga cukup tinggi. Rasanya juga beraneka, mulai rasa jahe, rasa coklat, rasa pandan, dan tentu saja rasa original.
Saya tidak tahu mengapa minuman yang terbuat dari kacang kedelai yang diblender dengan air gula ini disebut dengan “susu”. Dari makhluk macam apakah gerangan minuman ini keluar sehingga disebut susu, layaknya susu sapi, susu kambing, susu kuda liar, atau ASI (air susu ibu)? Sebetulnya istilah yang tepat adalah sari kedelai.
Dulu, pada tahun 1980-an, susu sapi merupakan satu-satunya susu yang dikonsumsi anak-anak sebagai pengganti ASI. Sebagai pengganti ASI karena sang ibu tidak bisa menyusui anaknya (air susunya tidak keluar). Susu sapi adalah susu yang relatif populer sebagai minuman pengganti kala itu, belum populer sebagai susu pelengkap (suplemen) seperti sekarang ini.
Lama-kelamaan, minuman aneka susu mulai membanjiri konsumen. Bahkan pada dasawarsa pertama abad ke-21 ini, aneka minuman susu sudah tidak bisa dihitung lagi. Selain sebagai pengganti ASI, susu tertentu ada yang ditujukan bagi anak usia 1—3 tahun, 4—6 tahun, ada yang untuk usia remaja, bahkan ada yang untuk usia manula/lansia, agar tulangnya tidak keropos.
Jika dulu ASI diganti dengan susu sapi, kini ibu-ibu yang sedang menyusui juga diiming-imingi untuk mengkonsumsi susu. Bahkan laki-laki yang ingin tampilan perutnya menjadi six pack dianjurkan untuk mengkonsumsi susu tertentu. Ada berbagai varian susu: ada yang untuk menggemukkan badan tetapi juga ada yang untuk tetap melangsingkan badan.
Susu adalah komponen ke-5 sebagai kesempurnaan menu makan di Indonesia. Istilahnya empat sehat, lima sempurna. Yang ke-5 adalah susu. Tetapi hingga kini, untungnya, hampir semua masakan Indonesia masih menggunakan santan kelapa, belum diganti susu. Rasanya susah lidah ini menikmati masakan dengan campuran susu.
Dan susu kedelai adalah minuman pelengkap yang menyehatkan. Hanya persoalannya, susu kedelai sebetulnya bukan kategori susu. Hanya bentuknya yang pada awalnya putih itu, mirip susu. Itulah sebabnya mengapa santan kelapa dalam bahasa Inggris disebut coconut milk. Persoalan berikutnya, masih terkait dengan persusuan, citranya masih terselamatkan dibandingkan dengan kelompok minuman beralkohol atau bersoda yang juga marak di pasaran. Tidak ada yang mempermasalahkan dengan dampak atau efek samping minuman susu, termasuk “susu kedelai”.
Ada kata yang mirip dengan kedelai, tetapi bentuknya sangat berbeda, yaitu keledai. Untuk yang satu ini kita bisa meminum air susunya: susu keledai.
saya sih lebih milih susu kedelai dari susu sapi,, thanks infonya,, mahon share ya..
thanks penjelasannya
Terima kasih sudah kasih komentar
imfonya sangat menarik dan ingin mencoba.
BTW,, didaerah mana saja produk ini sudah di sebar ?
dan apakah ada batasan usia yang mengkonsumsi produk tersebut ?